Bakteri lebih populer diidentikkan dengan penyebab penyakit. Memang, beberapa penyakit mengerikan yang menyerang manusia seperti pes, anthrax, dan TBC disebabkan oleh bakteri. Namun sebenarnya dunia bakteri jauh lebih beragam dari hanya sekedar penyebab penyakit manusia saja. Kali ini saya ingin menyoroti satu bakteri yang hidup dengan memangsa dan menghisap habis nutrien dari bakteri lainnya: Bdellovibrio.
Bdellovibrio dapat hidup di berbagai habitat di alam: air laut, air tawar, bahkan di tanah. Namanya sendiri mencerminkan cara hidupnya yang mirip vampir. Bdello adalah bahasa Yunani untuk lintah atau penghisap. Bentuk bakteri ini seperti batang yang sedikit melengkung dan panjangnya hanya sekitar 1 mikrometer.
Ia bergerak menggunakan flagel (alat gerak seperti ekor, lihat gambar) untuk mencari mangsanya dengan kecepatan sekitar 160 mikrometer per detik atau lebih dari 100 kali panjang selnya. Kalau dia berukuran sama dengan manusia dengan tinggi 180 cm, maka kecepatan geraknya menjadi 648 km/jam!
Bukan Satu-satunya
Bagaimana Bdellovibrio melakukan aksinya? Serangan pertama yang dilakukan adalah penempelan pada membran plasma bakteri mangsanya. Lalu ia akan masuk ke dalam ruang periplasma, yaitu ruang di antara membran bagian luar dan membran bagian dalam bakteri mangsanya. Periplasma hanya dimiliki bakteri jenis Gram negatif, karena itu mangsa Bdellovibrio juga hanya bakteri tipe ini.
Dari sini ia akan membentuk struktur yang disebut bdelloplast dan memulai menggunakan nutrien dari sitoplasma bakteri mangsanya untuk hidup dan berkembang. Setelah ia menguras habis nutrien tersebut, bdelloplast akan terbagi - bagi menjadi beberapa Bdellovibrio baru, yang kemudian mengalami maturasi dan akan memecah sel bakteri mangsanya untuk keluar dan mencari mangsa baru. Semua itu dapat terjadi dalam waktu hanya sekitar 3.5 jam.
Siklus infeksi Bdellovibrio (warna kuning, kanan atas, searah jarum jam). Lingkaran di tengah menggambarkan genom Bdellovibrio"
Bdellovibrio bukan hanya satu - satunya bakteri yang menjadi predator bakteri lain. Vampirococcus misalnya, juga hidup dengan cara yang serupa. Namun, predasinya dilakukan hanya dengan penempelan pada sel mangsanya. Ia akan menempel pada dinding sel bakteri tersebut lalu bereproduksi sembari menggunakan nutrien dari mangsanya. Karena hidupnya seperti ini, ia disebut epibiont (epi: di atas, bio: hidup).
Daptobacter juga merupakan bakteri predator. Ia menghabiskan nutrien sel mangsanya dengan langsung menerobos masuk ke dalam sitoplasma sel dan membelah diri di situ.
Dampak Positif
Selain untuk lebih mendalami siklus hidupnya yang unik, riset Bdellovibrio juga mungkin membawa dampak aplikasi positif. Kadouri dan O'Toole pada tahun 2005 menemukan bahwa Bdellovibrio dapat digunakan untuk menyerang biofilm. Biofilm merupakan kumpulan berbagai bakteri yang membentuk struktur protektif sehingga mereka lebih sulit diberantas.
Di alam, biofilm dapat ditemukan di berbagai tempat mulai dari permukaan bebatuan di sungai, permukaan pipa air, permukaan alat - alat medis, bahkan permukaan gigi kamu sendiri. Nah, pembentukan biolfilm terutama pada alat - alat medis seperti kateter jantung, dapat mengancam kesehatan pasien karena itu penemuan Kadouri dan O'Toole tersebut memiliki potensi aplikasi langsung.
Protein - protein yang digunakan Bdellovibrio untuk melakukan aksinya juga mungkin dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi infeksi bakteri yang semakin sulit diatasi karena peningkatan resistensi antibiotik. Bakteri seperti Mycobacterium tuberculosis, patogen penyebab TBC, kini makin kebal terhadap antibiotik karena berbagai macam sebab.
Kalau patogen yang menyerang kita resisten, penyembuhannya akan sangat sulit karena percaya atau tidak, hanya antibiotiklah senjata andalan kita menghadapi infeksi. Karena itu riset lebih mendalam terhadap cara hidup Bdellovibrio mungkin dapat berujung pada penemuan senjata baru melawan bakteri patogen.
Memang, dari sekuen genom bakteri ini diketahui bahwa ia memiliki sekitar 200 gen yang mengodekan berbagai protein litik - protein yang digunakan untuk memecah molekul berbagai senyawa organik penyusun membran atau dinding sel berbagai bakteri patogen. Yah, berharap saja nantinya hal ini bisa terwujud.
Ternyata bakteri vampir di dunia nyata tidak kalah menarik dari Bram Stoker ya?
Sumber :
netsains.com
0 comments:
Post a Comment
» Silahkan komentar jika artikel ini bermanfaat. Thx :)